HTI dan kebangkitan Islam
Wepmy.com-HTI (hizbut tahrir Indonesia) sempat menjadi perbincangan yang ramai di Indonesia.
Bila kita membuka sejarah awal mula HTI masuk Indonesia, ternyata organisasi ini
masih cukup muda dibanding NU (nahdlotul Ulama) dan Muhammadiyah. Awal mula HTI
masuk Indonesia pada tahun 1983 oleh Abdurrahman al-Baghdadi, seorang mubalig
sekaligus aktivis Hizbut Tahrir yang berbasis di Australia. Ia memulainya
dengan mengajarkan pemahamannya ke beberapa kampus di Indonesia hingga menjadi
salah satu gerakan.
Sebenarnya
HTI merupakan organisasi yang bergerak dalam bidang politik. Namun beberapa
kegagalan politiknya membuat HTI bergeser dan memutuskan untuk membuat wacana
khilafah melalui idiologi dakwahnya.
Sebenarnya HTI telah beberapa kali
berusaha pengambil-alihan kekuasaan di
berbagai negeri-negeri Arab,
seperti di Yordania pada tahun 1969, Mesir tahun 1973, dan serentak di Iraq,
Sudan, Tunisia, Aljazair pada tahun 1973, namun semuanya gagal. Sejak saat
itulah, HTI mulai merubah strategi perjuangannya dengan lebih banyak
melontarkan wacana dan membina masyarakat melalui dakwah.
Sistem
khalifah ditwarkan HTI sebagai salah satu politik kebangkitan islam di tengah
menurunnya performa islam di mata dunia. Bahkan HTI menganggap bahwa sistem
pancasila bukanlah sistem pemrintahan Agama Islam karena tidak syar’i sesuai
syariat islam. Secara garis besar, tujuan Hizbut Tahrir adalah menghidupkan
konsep politik yang diklaim merupakan kewajiban dalam kitab suci, sunah, dan
telah diwujudkan dalam sejarah kekuasaan Islam sejak era Nabi Muhammad sampai
kejatuhan imperium Utsmani (Abad ke-18 Masehi).
Menurut
pendirinya Taqiyuddin an-Nabhani dalam tulisannya di kitab Daulah Islam dan
kitab Mafahim Hizbut Tahrir yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia
oleh HTI Press sejak 2004 dan 2007, generasi umat Islam saat ini tidak tertarik
dengan konsep khilafah karena tidak pernah menyaksikan atau punya pengalaman
dengan pemerintahan Islam.
Sebenarnya
ide khilafah pernah terjadi ketika Daulah Islamiyah (Negara Islam) di Indonesia
sempat muncul saat Kartosuwiryo melakukan pemberontakan DI/TII di masa
pasca-kemerdekaan. Belakangan dalam bentuk yang berbeda, ia juga muncul dalam
bingkai gerakan Negara Islam Indonesia (NII). Hanya saja keduanya masih
menerapkan atau mengakui batas-batas negara dengan mengganti sistem maupun
dasar pemerintahan saja.
Pergerakan
HTI dan NII yang dihimpun oleh kartosurwiryo hampir mirip bedanya HTI
menginginkan pimpinan internasional terpusat oleh satu khalifah.
Beberapa
hari kemarin pemerintah telah resmi membubarkan organisasi HTI melalui wiranto
yang dibacakan di Istana. Pemerintah membubarkan HTI karena banyak masyarakat
yang memprotes adanya HTI yang dianggap meresahkan masyarakat karena mengancam
keutuhan bangsa Indonesia yang beragam. (wpmy.daf)
0 Response to "HTI dan kebangkitan Islam"
Post a Comment